BEGITULAH KEMATIAN MUHAMMAD AMAN AL JAMI
Alih Bahasa: Abu Sulaiman
Dan banyak sekali tanda-tanda (kekuasaan Allah) di langit dan di bumi yang mereka melaluinya, sedang mereka berpaling dari padanya. (Yusuf: 105)
Adalah di antara gambaran diskusi dan debat antara ahlussunnah dengan ahlul bid’ah adalah ucapan ahlussunnah: ”Antara kami dengan kalian adalah hari jenazah.”
Al Imam Ahmad rahimahullah berkata: “Katakan kepada ahlil bid’ah: Antara kami dengan kalian adalah hari janazah”. (Manaqib Al Imam Ahmad karya Ibnul Jauziy).
Itu dikarenakan sesungguhnya kematian ahlin nifaq dan ahli maksiat adalah tidak disesalkan oleh ahlul khair dan mereka tidak menghadiri janazahnya, di mana kematian mereka itu tidak ada gema dan tidak dipenuhi pelayat dan pengiring. Dan mungkin hujjah salaf di dalam hal ini adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:
“Maka langit dan bumi tidak menangisi mereka dan merekapun tidak diberi tangguh.” (Ad Dukhan: 29).
Kami katakan hal ini dan kami mengingatkan ahlil bid’ah yang ikut serta membela dan mendukung para thaghut, menetapkan legalitas serta memberikan keabsahan bagi perbuatan dan tindakan mereka, dan ikut serta di dalam memberantas para dai dan kaum mushlihin dari kalangan ahlus sunnah, serta ikut serta menjadi intel yang menyampaikan laporan-laporan kepada ulil amri! Sedangkan mereka itu berlebel ahlus sunnah dan salafiyyah, serta mengklaim ahli aqidah dan tauhid.
Ini salah satu syaikh mereka telah berjumpa dengan Allah ta’ala serta menemui kematian setelah bertahun-tahun dia habiskan di dalam mengabdi kepada Dinasti Sa’ud –Negara tauhid yang mereka klaim-.
Setelah bertahun-tahun yang dia habiskan di dalam mencela para mushlihin dan para du’at, dan dia itu adalah Muhammad Ibnu Aman Ibnu Ali Al Jami. (bagaimana sesatnya pemikiran dia dan murid setianya silakan buka tulisan Bahaya Firqah Jamiyyah & Madkhaliyyah bagian 1 dan bagian 2) Bagaimana syaikh salafiy ini mengalami kematiannya!!
Orang ini mati hari Rabu –hari Rabu terakhir sebelum Ramadlan– dan ia itu telah terkena kangker di lidahnya, serta dia mati sedang tidak seorangpun mendengar kematiannya, sehingga dia tidak ditangisi oleh seorangpun baik oleh orang shalih maupun oleh orang buruk, dan tidak diingat oleh seoarangpun dari kalangan para pengikutnya dan murid-muridnya.
Dan mungkin kalau kita mengungkap sebagian ayat-ayat Allah ta’ala di dalam hal itu, tentu di dalamnya ada pelajaran bagi orang-orang yang senantiasa mengangkat slogan salafiyyah sedangkan pada hakikatnya mereka itu sangat jauh darinya.
Sungguh orang ini telah mati sedang dia melaknat raja Fahd yang murtad dan menteri dalam negerinya Nayef, dan yang mengherankan adalah bahwa orang ini sepanjang umurnya adalah menjadi pelayan yang mengabdi untuk Fahd dan Nayef menteri dalam negerinya. Dia tidak mati sampai melihat adzab Allah dengan sebab loyalitasnya kepada orang-orang kafir, kemudian serta merta dia melaknat para tuan dan para pemimpinnya, namun mana mungkin manfaat baginya taubat saat nyawa berada di dalam kerongkongan.
“(yaitu) ketika orang-orang yang diikuti itu berlepas diri dari orang-orang yang mengikutinya, dan mereka melihat siksa; dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputus sama sekali.” (Al Baqarah: 166).
Sungguh orang ini telah mati sedang tidak seorangpun mendengarnya, ini pertama.Dan telah mati syaikh salafi maz’um ini –yang mana seumur hidupnya berloyalitas kepada thaghut– sedang dia telah terkena penyakit kangker di lidahnya, ini kedua.
Dan telah mati syaikh salafi maz’um ini –yang mana seumur hidupnya berloyalitas kepada thaghut– sedang dia melaknat para tuan dan wali-walinya, dan ini yang ketiga.
Maka apakah para pemuda yang selalu mengikat akal mereka dengan para syaikh itu mau mengambil pelajaran, yang mana mereka itu selalu mencela para muwahhidin dan membongkar rahasia mereka untuk kepantingan para thaghut, dengan dalih menjaga kepentingan para ulil amri yang suci!.
Ini adalah ayat dari sekian ayat-ayat Allah bagi mereka semoga mereka mengambil pelajaran. Seandainya hal itu terjadi pada orang biasa tentu masalahnya menjadi ringan, dan adapun hal itu terjadi menimpa orang ini –yang merupakan imam dan panutan!– maka sesungguhnya itu adalah tanda yang nyata dan pelajaran yang tidak ada pelajaran yang lebih besar setelahnya.
Dan untuk diingat bahwa syaikh ini adalah gurunya salafi maz’um Rabi’ Ibnu Hadi Al Madkhali –syaikh bagi para syaikh salafi ahli loyalitas kepada para thaghut-.
Ya Allah ini bukan untuk mempermalukan akan tetapi ia adalah pelajaran dan peringatan.
“(dan) barangsiapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikitpun.” (An Nur: 40).
Dan barangsiapa orang yang disesatkan oleh Allah maka kamu tidak akan mendapatkan seoraangpun penolong baginya.
Segala puji hanya bagi Allah Rabul ‘Alamin.
Segala puji hanya bagi Allah Rabul ‘Alamin.
Bulletin Al Anshar edisi 136 tanggal 26 Ramadlan 1416 H.
Mimbar Tauhid Wal Jihad.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar