HADZIHI ‘AQIDATUNA
SYAIKH ABU MUHAMMAD AL MAQDISI
ALIH BAHASA: ABU SULAIMAN
Bismillahirrahmanirrahiim…
MUQADDIMAH
Segala puji hanya milik Allah Rabbul ‘Alamin, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Pemilik hari pembalasan.
Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada para penutup nabi dan rasul, keluarganya, dan seluruh para shahabatnya.
Wa ba’du:
Ini adalah ringkasan bagi apa yang kami yakini dan kami anut dihadapan Allah dalam masalah-masalah dien yang paling penting, saya telah menulisnya di penjara sesudah sampai berita kepada saya bahwa segolongan orang menisbatkan kepada kami dan menyandarkan kepada kami sesuatu yang tidak pernah kami ucapkan kapanpun, terutama dalam bab-bab kufur dan iman, dan sebelum itu saya tidak pernah memperhatikan untuk menulis dalam materi semacam ini, itu dikarenakan ulama-ulama kita telah memberikan kecukupan di dalamnya dan dikarenakan pencari kebenaran yang objektif bisa mengetahui benar pendapat-pendapat kami dari tulisan-tulisan kami yang terperinci, sampai akhirnya meminta dari saya hal itu sebagian ikhwan tauhid yang sering berinteraksi dengan kami dan sering membesuk kami di penjara, dan itu setelah dia bertemu dengan orang-orang yang tidak mengetahui kejelasan pendapat-pendapat kami dalam sebagian bab-bab kufur dan iman, maka saya segera merespon permintaan saudara kami ini sebagai bentuk pengikatan banyak masalah dan untuk memperkenalkan inti-inti dan hal-hal terpenting yang kami yakini dan kami imani, mudah-mudahan saya dengan hal itu bisa menutup pintu di hadapan orang yang memancing di air keruh dalam sebagian ucapan-ucapan yang bersifat umum, atau orang yang menyandarkan ucapan kepada kami apa yang tidak pernah kami katakan, atau menyandarkan kepada kami dan mengharuskan kami dengan suatu yang bukan termasuk madzhab kami, terutama sesungguhnya saya mengetahui bahwa sebagian tulisan-tulisan kami dibaca oleh banyak para pemula dalam pencarian ilmu yang kadang terkabur atas mereka sebagian masalah ; terkhusus pada sebagian lontaran-lontaran atau keumuman-keumuman yang kadang mereka baca pada tulisan-tulisan kami yang bersifat dakwah yang banyak darinya kami mengkhitabi (mendakwahi) para thaghut dan orang-orang semacam mereka dari kalangan pembuat hukum dan para pembela mereka dari kalangan aparat-aparat kemusyrikan dan yang lainnya yang telah Allah perintahkan untuk menakut-nakuti mereka dan bersikap keras terhadap mereka. Kadang kami membiarkan sebagian nash-nash ancaman yang mutlak secara dhahirnya tanpa takwil atau kami lontarkan hukum-hukum tentang macam perbuatan kemudian orang yang masih terbatas dalam pencarian ilmunya tidak membedakan antara hal itu dengan penerapan hukum tersebut terhadap individu-individu orangnya, atau kami membiarkan sebagian lontaran-lontaran atas dhahirnya tanpa perincian atau pentakwilan agar hal itu lebih mengena pada hati orang yang diajak bicara yang memiliki kebiasaan mencari hal-hal yang enteng dan ringan yang mempermudah mereka melakukan dosa, dan itu dilakukan dalam rangka mencontoh metode banyak salaf dalam pelontaran nash-nash ancaman sebagaimana yang telah Allah ta’ala lontarkan, dan menuturkannya tanpa masuk dalam pentakwilannya agar lebih menekan sebagaimana yang Allah ta’ala inginkan, karena maksiat yang Allah sertakan laknat dengannya tidaklah seperti maksiat lainnya, dan sesungguhnya perbuatan yang Allah cap atau Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam namakan sebagai kekafiran tidaklah seperti perbuatan-perbuatan yang lainnya, kecuali mereka khawatir adanya salah paham dari orang-orang yang diajak bicara, maka mereka masuk ke dalam rincian, dan begitu juga kami melakukannya dalam tulisan-tulisan kami yang terperinci.
Sebagaimana saya tahu bahwa sebagaian Ghulatul Mukaffirah (orang-orang yang ghuluw dalam takfir) mengoleksi sebagian apa yang kami tulis dalam rangka mencari apa yang mengokohkan pendapat-pendapat mereka, dan saya yakin penuh bahwa mereka seandainya para pencari kebenaran yang objektif tentu mereka tidak akan mendapatkan sedikitpun apa yang mereka cari kecuali seandainya mereka memotong ungkapan-ungkapan kami.
Sebagaimana saya tahu, bahwa banyak dari seteru-seteru kami dari kalangan Murji-ah masa kini dan orang-orang macam mereka meneliti didalamnya bukan dalam rangka mencari al haq akan tetapi dalam rangka mencari ungkapan-ungkapan yang bisa jadi kami nukil dari sebagian ulama, para imam, dan para da’i, dalam rangka mengecam kami dengannya sebagai upaya dari mereka mencoreng dakwah kami dengan memuatkan kepada ucapan kami apa yang tidak terkandung didalamnya dan dengan memaksakan kepada kami apa yang tidak kami yakini.
Maka kepada mereka seluruhnya saya katakan: “Takutkah kalian kepada Allah, dan ucapkanlah ucapan yang baik dan ingatkal selalu hadits Nabi
Shalallahu ‘alaihi wasallam:
“Barangsiapa mengatakan pada orang mukmin suatu yang tidak ada padanya, maka Allah memasukan dia ke dalam Radghatul Khabal sampai dia datang dengan jalan keluar dari apa yang dia ucapkan”
[1]Dan saya katakan secara terang-terangan tanpa sedikitpun keberatan:
Bahwa setiap ucapan yang telah saya ucapkan dalam tulisan-tulisan saya baik yang sudah nampak ataupun yang akan nampak suatu saat bila ia datang menyelisihi nash dari Al Kitab dan As Sunnah yang samar atas saya, maka saya adalah orang yang pertama rujuk darinya dan berlepas diri darinya serta memegang teguh nash itu.