Oleh: Asy Syaikh Al Mujahid Abu Muhammad Al Maqdisiy hafidzahullah
Mereka sebagaimana yang telah kami katakan adalah Khawarij terhadap du’at yang menentang para thaghut kekafiran dan para penguasa zaman sekarang secara umum dan para thaghut dinasti Saud secara khusus. Mereka melancarkan serangannya dan memfokuskannya dengan segenap kemampuan secara khusus terhadap setiap dai’ atau mujahid atau orang alim atau penulis yang menghadang para penguasa kafir walaupun dengan lisan, dimana mereka tidak menjaga padanya tali kekeluargaan dan perjanjian dan mereka tidak mengudzurnya dengan sebab kekeliruan atau takwil, diwaktu yang sama mereka mengada-adakan berbagai alasan dan berbagai alasan serta berbagai alasan bagi para thaghut kekafiran dalam setiap apa yang mereka lakukan berupa kesyirikan yang nyata, kekafiran yang terang dan kemurtaddan yang berlapis-lapis.Dan upaya mereka dalam menfitnah terhadap para du’at dan membuat laporan tentang mereka kepada para thaghut adalah hal yang terbuka bagi setiap orang yang tidak mereka ingkari, bahkan sesungguhnya mereka itu karena kesesatan dan kezindikannya menilai perbuatannya sebagai qurbah (ibadah), perbuatan baik dan amal shalih yang dengannya mereka mendekatkan diri kepada Allah…!!!.
Penghati-Hatian Manusia
Dari Kesesatan Firqah Jamiyyah dan Madkhaliyyah
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, dan segala puji hanya milik Allah. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah, keluarganya, para sahabatnya dan orang yang mengikutinya.
Wa’ Ba’du…
Sesungguhnya Jamiyyah dan Madkhaliyyah serta orang-orang yang berjalan di atas manhaj mereka tidak lain sebenarnya adalah kumpulan orang-orang sesat mariqin (yang keluar dan dien) lagi loyalitas kepada para penguasa negeri-negeri mereka secara umum (Bila masih ragu dan ingin mengetahui, maka lontarkan pertanyaan ini: “Apa hukum loyalitas kepada Pemerintah Indonesia? Apakah pemerintah ini sah? Boleh tidak memeranginya?” tanyakan kepada: Yazid Jawwas di Bogor, Abdul Hakim Abdat di Jakarta, Khalid Syamhudi di Solo, Abu Nida di Yogyakarta, Abu Haidar di Bandung, Ja’far Sholeh di Depok, Muhammad Assewed di Cirebon, Dzulqornain di Sulawesi, Dzul Akmal di Riau, Zainal Abidin di Cileungsi, dan lainnya…!!! -pent.) dan kepada dinasti Saud secara khusus. Mereka itu sekelompok dari masayikh pemerintah dan du’atnya, bahkan banyak dari mereka bagian dari intelejennya, mata-matanya, ansharnya dan wali-walinya.
Sedangkan hakikat mereka sebenarnya adalah telah disimpulkan oleh banyak ‘ulama dan du’at di zaman kita dengan dua kalimat: “Mereka itu Khawarij Mariqun terhadap du’at dan Murji’ah Zanadiqah terhadap para thaghut”.
Mereka terhadap para du’at yang tulus adalah seperti orang-orang yang dikatakan oleh Ibnu Umar radliallaahu’anhu: “Makhluk yang paling jahat, mereka mengambil ayat-ayat yang turun perihal orang-orang kafir terus mereka menjadikannya terhadap orang-orang mu’min”. Sedangkan terhadap para pemerintah thaghut dan para penanggungjawab khamr, maka mereka itu bersikap dengan paham orang yang mengatakan: “Dosa apapun tidak berbahaya bersama keimanan” (Dikeluarkan Al Bukhariy secara mu’allaq dalam 1 bab Qatlil Khawarij wal Mulhidin dari Kitab Istitabatil Murtaddin, dan Al Hafidh berkata dalam Al Fath: Dimaushulkan oleh Ath Thabariy dalam Musnad Ali dari Tahdzibil Aatsar dan sanadnya shahih)
Sedangkan para tokoh firqah ini di Hijaz adalah:
1. Muhammad Aman Al Jamiy, dia asal Ethiopia yang datang ke Al Madinah Al Munawwarah, dan dia mendapatkan kemudahan untuk mengajar di Masjid Nabaiy dan Jami’ah Islamiyyah (Universitas Islam Madinah). Dia adalah pemilik laporan-laporan yang masyhur kepada pemerintah
2. Rabi’ Ibnu Hadi Al Madkhaliy, dosen di Universitas Islam Madinah yang konsen lagi ahli dalam mencela setiap dai yang memerangi para thaghut, dan diantara tokoh yang selalu dicela itu adalah Asy Syaikh Al Mujahid Sayyid Quthub rahimahullah
3. Falih Ibnu Nafi’ Al Harbiy, dia adalah syaikh dinas mata-mata Saudiy sebagaimana yang diketahui Ikhwan kami di Hijaz.
4. Muhammad Ibnu Hadi Al Madkhaliy, dia adalah ekor para amir dinasti Saud, penyair istananya dan dosen di Universitas Islam Madinah. Dan dia telah menyerupai Khawarij dalam sikapnya mempersilakan pertumpahan darah muslimin dan ucapan selamat atas pembunuhan mereka serta pengharamannya akan darah orang-orang kafir dan musyrikin. Dan dia mempunyai syair dalam hal itu berkenaan dengan eksekusi mati yang dilakukan pemerintah Saudi terhadap empat Ikhwan Muwahhidin yang telah membunuh beberapa musuh Allah dari orang-orang Amerika di Riyadh, dimana dia berkata seraya memuji Mendagri Saudi berkaitan dengan penangkapan Ikhwan itu serta eksekusi mati terhadap mereka:
Berjalanlah wahai putra sang pembela ketauhidan (Dia maksudkan Nayef Ibnu Abdil Aziz Mendagri Saudi)
Dan yang hancurkan setiap thaghut dan syaitan
Serta yang tinggikan panji Islam menjulang ke awan
Meski kebencian musuh dan pencela yang penuh kedengkian
Adapun para raja maka merekalah Alu Saud yang miliki keberkahan
Akan kesetiaan dan taat kepada mereka keharusan dengan Al Qur’an
Tidak halal bagi siapapun mencabut mereka dari pembaiatan
Siapa yang khianat maka atasnya dosa penghianatan
Wahai pelindung keamanan setelah Allah di tanah bangsa
Allah menjagamu disaat menyendiri dan dihadapan manusia
Abu Saud semoga Allah panjangkan umur tuan
Dalam pembelaan dien, orang yang sengsara dan yang tertawa
Takutlah kepada Allah perihal buku-buku yang telah bertebaran
Setiap tempat dari negriku ini telah kepenuhan
Dengannya yang dijual murah atau tanpa pembayaran
Bangkitlah untuk melakukan pembakaran dan pemberian hukuman
Terhadap orang yang melariskannya dibarisan pemuda ingusan
Dan syairnya ini menyerupai syair Umron Haththan dari kalangan Khawarij Azariqah dalam pujiannya kepada Al Mariq (orang yang lepas dari dien ini) yang telah membunuh Ali radliallaahu’anhu. Dan saya memiliki bantahan terhadapnya sebuah qoshidah (syair) yang memiliki qafiyah yang sama dengan syair itu, di dalamnya saya menjelaskan kesesatan pemilik syair ini dan di dalamnya saya membongkar kebatilan tuan-tuannya para thaghut kekafiran, yang berjudul “Ilaa Haris At Tandiid Wa Ruhbanihi”
Dan di Kuwait mereka itu disebut oleh Ikhwan kami disana sebagai para penganut manhaj Inbithahiy (manhaj tengkurep) karena mereka menggembosi para du’at dan mujahidin, serta ketengkurepan mereka kepada wulatul khamr (penguasa pelindung khamr). Dan mereka itu terbagi dua kelompok yaitu hizbiyyin dan non hizbiyyin; mereka bertingkat-tingkat dalam kadar ketengkurepan itu, akan tetapi mereka sepakat di atas fikrah dan manhaj yang sama. Dan diantara simbol-simbol mereka adalah:
1. Doktor Abdullah Al Farisiy (non hizbiy) dan dia diusir dari Jam’iyyah Ihya At Turats padahal Jam’iyyah Ihya At Turats ini didominasi tayyar inbithahiy (aliran ketengkurepan). Dan diantara contoh ucapan dia perihal du’at: dalam kaset “Al Fursan Ats Tsalitsah…!” dia mencap Syaikh Abdurrahim Ath Thahhan bahwa ia itu: (Thaghut dan penyeru kemusyrikan serta dia telah menjerumuskan dirinya dalam kekafiran…!!!). perhatikan ini; kemudian silakan rujuk pembelaan dia terhadap para thaghut penguasa serta serangannya kepada orang yang mengkafirkan mereka dan mencapnya sebagai thaghut…!!!. Dan bandingkan seraya mengingat sabda Nabi SAW tentang orang-orang yang bodoh pemikirannya dan manusia paling buruk: “…mereka memerangi Ahlul Islam dan membiarkan para penyembah berhala…!!!”
2. Falah Ismail Mendikor (non hizbiy) dan dia telah keluar dari Jam’iyyah Ihya At Turats, dan diantara keberanian dia mengkafirkan du’at adalah ucapannya dalam kaset rekaman: “…sesungguhnya mengelompoknya orang-orang yang ta’at beragama kepada jama’ah-jama’ah mereka adalah kemurtaddan…!!!” Dan disebrrang ini kamu melihat dia membela-bela tentang keberadaan Fahd memakai salib dan dia mencecar orang yang mengkafirkan Fahd karena sebab itu seraya berkata: “Apakah memakai salib kekafiran…?! Dan siapa yang mengatakan bahwa pelaku kekafiran itu kafir…?! Bila memutuskan dengan selain apa yang telah Allah turunkan saja mereka mengatakan kufrun duna kafrin…!!! Dan kedua apakah itu memang benar salib…?! Ini seremonial dan protokoler yang dijadikan kebiasaan diantara negara-negara, dan setiap negara itu memiliki lambang dan ini termasuk tukar menukar hadiah sebagaimana terjadi di masa Harun Ar Rasyid…!!!”
Tentunya anda tidak akan merasa heran setelah ini bila anda mengetahui bahwa musyrif (pembimbing) tesis Magister Mandikor ini dan guru terpentingnya adalah Aman Al Jamiy.
3. Mahamamd Al ‘Anjariy (non hizbiy)
4. Hamd Al Utsman (non hizbiy)
5. Salim Ath Thawil (non hizbiy)
Dan mereka itu giat menyebarkan kesesatan-kesesatannya dalam buku-buku.
6. Adnan Abdul Qodir
7. Muhammad Al Hamud
Keduanya dari kalangan hizbiyyin dalam Jam’iyyah Ihya At Turats
Dan masih banyak nama yang lain, akan tetapi ini yang paling menonjol dan semuanya berkumpul di atas sikap memberikan tambalan bagi para thaghut, membela-bela kekafiran mereka serta menganggap mereka sebagai pemimpin (pemerintah) yang sah yang tidak boleh khuruj terhadap mereka, di waktu yang sama mereka menyerang para du’atul Islam yang berjihad atau orang-orang yang mengkafirkan para penguasa thaghut.
Dan di Emirat ada Abdullah As Sabt (hizbiy) dan dia tergolong tokoh Jam’iyyah Ihya At Turats dan dia giat dalam menyebarkan kebatilan mereka disana; akan tetapi dia terbongkar dan binasa karena kecolongan dana yang banyak di Emirat.
Adapun di Yordania makan diantara orang yang berjalan di atas pemahaman mereka dan mengikuti langkah-langkah mereka dalam membela-bela para thaghut dan memerangi para du’at dan berdusta serta mengada-ada atas mereka adalah:
1. Ali Al Halabiy (Ali Al Halabiy dan beberapa kawannya kerap kali datang ke Indonesia, pernah memberikan daurahnya di Al Irsyad Surabaya dan pernah di Masjid Istiqlal Jakarta. Saya sendiri pernah diundang hadiri daurahnya di Surabaya sewaktu saya masih berada di Ash Shofwah tapi saya tidak hadir. Dia banyak digandrungi Ustadz-ustadz salafi maz’um dan anak muridnya, dan diantara pengagum beratnya adalah Yazid Jawwas (Bogor), Abdul Hakim Abdat (Jakarta) dan banyak para tokoh Murji’ah Jahmiyyah lainnya yang mengaku salafi. -pent.), pemilik fatwa yang masyhur perihal kewajiban melaporkan para du’at dan mujahidin yang telah dicap oleh dia dan para muqallidnya sebagai takfiriyyin, dimana dia disodori pertanyaan berikut ini:
“Apakah boleh melaporkan kaum takfiriyyin itu kepada pemerintah di zaman ini?”
Maka Al Halabiy ini menjawab dengan jawaban yang berbelit dan mengandung banyak kemungkinan dengan ucapannya: “Bila mereka itu menimbulkan bahaya, perusakan pada umat, penyesatan dan penyebaran keburukan di dalamnya, maka wajib” (Jawaban ini bisa dicek dalam kaset dengan suara Al Halabiy yang berjudul Pelajaran Kesebelas dari Syarhus Sunnah karya Al Imam Al Barbahari dengan tanggal 30 Jumadil Ula 1717 H)
Kemudian dia ditanya pada tanggal 2 Robiul Awwal 1420 H tentang fatwanya ini, terus dia mengingkari dengan sangat seraya mengklaim bahwa kebiasaan mereka itu –du’at dan mujahidin- adalah berdusta atas nama du’at…!!. (Dan ini adalah kebiasaan penganut aliran ini, mereka menuduh orang-orang yang menyelisihi mereka sebagai orang yang mengada-adakan dusta atas nama mereka namun alangkah cepatnya Allah mempermalukan mereka dimana dia menampakkan bahwa merekalah yang tukang dusta dan manipulasi, serta sesungguhnya tepat sekali bagi mereka suatu peribahasa lempar batu sembunyi tangan…. Dan termasuk jenis ini perbuatan Al Halabiy sendiri, dimana telah terbukti darinya bahwa ia berkata: (Salafiyyah kami lebih kuat dari Salafiyyah Al Albaniy), terus tatkala dikatakan kepadanya: “Sesungguhnya sebagian manusia mengatakan tentang anda bahwa anda telah berkata: Salafiyyah kami lebih kuat dari Salafiyyah Al Albaniy; maka dia berkata dengan sikap tidak punya rasa malu yang tiada tandinganya: “Maha Suci Engkau Ya Allah, ini adalah dusta yang amat besar…”!!! Perhatikan, padahal sesungguhnya kaset itu ada dengan suaranya, dan telah dikumpulkan oleh Doktor Abdurrezzaq Asy Syayijiy untuk menjelaskan kontradiksi sikap Robi.) Maka didatangkan kaset yang di dalamnya ada pertanyaan dan jawaban dengan suara Al Halabiy, maka dia terperangah dihadapan jama’ah yang mendengar pengingkarannya beberapa menit sebelumnya di Majlis yang sama yang berlangsung di rumah seorang Ikhwan di kota Zarqa (Yordania) setelah shalat Isya dan dihadiri kurang lebih 40 orang. Maka dia berbalik membela fatwanya itu dengan menggebu-gebu, dan bahwa dia memaksudkan orang-orang yang merusak dihadapan umat manhaj Assalaf Ash Shalih.
Kemudian dia ditanya: Apakah buku-buku dan pendapat-pendapat syaikh Safar Al Hawaliy, Syaikh Salman Al Audah dan Syaikh Umar Abdurrahman –Semoga Allah membebaskannya– serta orang-orang yang seperti mereka, apakah ia merusak pemuda muslim dari manhaj salaf?
Maka dia menjawab tanpa ada rasa malu dan takut: “Ia adalah pintu bagi kerusakan tanpa bimbang dan tanpa keraguan…!!! ( Pertanyaan dan jawaban ini bisa dicek juga di kaset, dan lihat bantahan kami terhadap sebagian manipulasi Al Halabiy dalam kitab kami Tabshirul ‘Uqala Bi Talbisat Ahlit Tajahhum Wal Irja (sudah diterjemahkan)
Dan dengan hal itu dia telah menyamai Firqoh Yazidiyyah dari firqoh-firqoh Khawarij, yaitu dalam ucapan mereka tawalliy kepada orang yang bersaksi, bahwa Muhammad Rasulullah walaupun tidak masuk ke dalam agamanya; disertai keterlepasan diri mereka dari kaum muwahhidin dan penghalalan daranhnya. Akan tetapi disana ada perbedaan antara Al Halabiy dengan Yazidiyyah, yaitu bahwa Yazidiyyah menghalalkan kaum Muwahhidin dengan sebab maksiat, adapun (Khawarij) Mariqoh Gaya Baru itu maka mereka telah menghalalkan Muwahhidin dengan sebab ketaatan seperti jihad, penjaharan ucapan al haq, bara’ dari para thaghut, takfier mereka serta yang lainnya.
2. Dan diantara mereka di Yordania juga adalah Salim Al Hilaliy, si pemilik lidah yang panjang terhadap mujahidin dan du’at, dan si pelaku pencurian-pencurian yang masyhur dari buku-buku para du’at dan ‘ulama, sebagai contoh silakan lihat: kitab Al Kasyful Mitsaliy ‘An Sariqat Salim Al Hilaliy karya Syaikh Ahmad Al Kuwaitiy.
3. Dan seperti dia juga Masyhur Hasan. Syaikh Al Kuwaitiy memiliki juga buku tentang dia Al Kasyful Masyhur An Sariqat Masyhur
4. Dan diantara yang menopang mereka dalam kesesatan ini dan yang mendanai mereka secara materi dengan penuh kedermawanan adalah orang yang dipanggil Sa’ad Al Hushain penasehat kedutaan Saudi di Yordania, dan dia itu Saudi kewarganegaraan dan keloyalannya sampai sumsum, dia mengikuti langkah-langkah aliran Jamiyyah dan Madkhaliyyah.
Dan di Maroko mengikuti langkah-langkah mereka dalam mencela kaum muwahhidin dan dalam membela-bela para thaghut murtad antara lain:
Muhammad Ibnu Abdirrahman Al Mighrawiy, dan dia tidak segan-segan dari mengancam mau melaporkan urusan orang-orang yang menyelisihi dia dari kalangan du’at kepada pemerintah.
Aljazairiy Abdul Malik Ibnu Ramdhaniy penulis kitab Madarikun Nadher Fis Siyasuh… ( Buku ini sudah diterjemahkan oleh para pengekornya di Solo -Pent.) dan dia adalah diantara buku terbusuk dan terjelek yang ditulis dalam permsalahan ini, dan hakikatnya bahwa ia mengajak kepada siyasah inbithihiyyah maisyiyyah (politik ketengkurepan yang utamakan kesenangan hidup) yang bersikap irja terhadap para thaghut lagi bersikap Khawarij terhadap para du’at. Dia itu menganggap pemerintah AlJazair sebagai pemerintahan yang sah, sehingga dia tidak membolehkan khuruj terhadap mereka walaupun dengan lisan dan ucapan karena dia sampai sekarang belum bisa melihat -karena penutup yang menghalangi penglihatannya dan perabunan pada bashirah (mata hatinya)- sesuatupun dari kekafiran yang nyata, kemusyrikan yang jelas dan perang yang terang-terangan terhadap dien ini yang dilakukan oleh pemerintah mereka itu. Dan di sisi lain kepura-puraan dia buta dari kekafiran para thaghut dan penambalan baginya; engkau melihat bocah yang cebol ini di atas manhaj gurunya Rabi Al Madkhaliy mengerahkan serangannya terhadap mujahid besar Sayyid Quthub rahimahullah, dimana dia tidak menguzurnya karena takwil dan dia tidak mengingatkan terhadap sikap-sikap rujuk Sayyid Quthub dari banyak kekafirannya yang mana dia dan kawan-kawannya tetap bersikeras menempelkannya kepada Sayyid dan mereka tidak menuturkan terhadap ucapan Sayyid ini sesuatupun dari penambalan-penambalan mereka yang luas bagi kebejatan-kebejatan para thaghut…!!!
Dan diantara ciri terpenting Firqoh Mariqah yang disepakati oleh para penganutnya adalah:
Bahwa mereka sebagaimana yang telah kami katakan adalah Khawarij terhadap du’at yang menentang para thaghut kekafiran dan para penguasa zaman sekarang secara umum dan para thaghut dinasti Saud secara khusus. Mereka melancarkan serangannya dan memfokuskannya dengan segenap kemampuan secara khusus terhadap setiap dai’ atau mujahid atau orang alim atau penulis yang menghadang para penguasa kafir walaupun dengan lisan, dimana mereka tidak menjaga padanya tali kekeluargaan dan perjanjian dan mereka tidak mengudzurnya dengan sebab kekeliruan atau takwil, diwaktu yang sama mereka mengada-adakan berbagai alasan dan berbagai alasan serta berbagai alasan bagi para thaghut kekafiran dalam setiap apa yang mereka lakukan berupa kesyirikan yang nyata, kekafiran yang terang dan kemurtaddan yang berlapis-lapis.
Dan upaya mereka dalam menfitnah terhadap para du’at dan membuat laporan tentang mereka kepada para thaghut adalah hal yang terbuka bagi setiap orang yang tidak mereka ingkari, bahkan sesungguhnya mereka itu karena kesesatan dan kezindikannya menilai perbuatannya sebagai qurbah (ibadah), perbuatan baik dan amal shalih yang dengannya mereka mendekatkan diri kepada Allah…!!!.
Syaikh Abu Qotadah Al Filisthiniy hafidhahullah berkata tentang kelompok ini:
“Dalam perkembangan yang bersifat ketentuan (Allah) tidak mungkin bagi para penganutnya untuk menyimpang darinya saat mereka telah mengambil sebab-sebabnya dan telah berjalan di atas muqaddimah-muqaddimahnya. Perkembangan inilah yang telah kami hati-hatikan darinya dan kami lakukan pengingkaran terhadap muqaddimah-muqaddimahnya, maka memerahlah banyak hidung-hidung karena pengingkaran ini dan marahlah banyak jiwa terhadap penghati-hati kami, akan tetapi ini dia apa yang dikhawatirkan telah terjadi dan Salafiyyah telah menjadi ‘Umalah (boneka) bagi dinasti Saud yang busuk, sedangkan muqaddimah pembonekaan (diri) ini adalah bahwa kaum salafiyyin itu meyakini keabsahan kepemimpinan dinasti Saud atas Jazirah Arab, bahkan sebagian mereka tenggelam dalam kesesatannya dimana dia tidak hanya meyakini kepemimpinan dinasti Saud namun pembicaraan menjadi berkisar seputar keyakinan raja yang terlaknat Fahd Ibnu Abdil Aziz apakah dia di atas aqidah salaf atau dia bukan salafiy, bahkan pembicaraan menjadi semakin mendekat dan bahkan pembicaraan masuk dalam penentuan siapakah Ath Thaifah Al Mansharah, dan apakah dinasti Saud ini Ath Thaifah Al Manshurah ataukan bukan? Dengan muqaddimah-muqaddimah yang aneh lagi ganjil semacam ini sampailah urusan pada tahap dimana kelompok ini dengan atas nama salafiyyah dan yang meyakini keimaman dan kesyaikhan Rabi’ Al Madkhali masuk ke dalam lingkaran pembonekaan diri yang jelas dan nampak bagi dinasti Saud yang terlaknat, yang berhukum dengan selain syari’at Ar Rahman, yang loyalitas penuh kepada musuh-musuh millah dan dien, yang memerangi Allah, Rosul-Nya dan kaum Mu’minin”.
Dari mana kami menetapkan vonis ini?
Dalam sebuah risalah yang diberi judul oleh para penulisnya dengan nama “At Tandhim As Sirriy Al Alamiy Bain At Takhthith Wat Thatbiq Fil Mamlakah Al Arabiyyah As Su’udiyyah Haqaiq Wa Watsaiq”. Maka sekelompok dari salafiyyin yang busuk yang menamakan diri mereka sebagai “Salafiyyu Ahlil Wala” yaitu wala (loyalitas) kepada pemerintah Saudi, mereka menyusun sebuah risalah perihal keamanan dan penukilan yang mereka tujukan kepada Mendagri Saudi Nayef Ibnu Abdil Aziz, di dalam penyusunannya, mereka menyerahkan sebagaimana yang mereka katakan –waktu yang panjang dan kerja keras yang besar-. Dan mereka memuji Allah Ta’ala karena Dia telah memudahkan kesulitan bagi mereka dan memudahkan bagi mereka untuk menjaga kerahasiaannya sampai ia ada dihadapan Mendagri yang mulia…!!! Dan mereka di dalamnya mengucapkan terima kasih kepada guru-guru mereka yang membantu mereka dengan informasi-informasi yang berharga dan arahan-arahan yang tepat yang mana mereka sangat membutuhkannya serta meluruskan untuk sebagian apa yang telah mereka tulis: “Semoga Allah memberikan balasan baginya dari saya dan muslimin yang mengambil manfaat dengannya, dan dari paham As Salaf Ash Shalih yang ia sebarkan dimana saja ia singgah dan loyalitasnya yang kuat serta pembelaannya bagi pemerintah yang Sunniy ini, dengan balasan yang baik dan memanjangkan umurnya, sebagaimana saya berterima kasih kepada pemerintah kita –semoga Allah menjaga mereka– yang mencintai orang-orang yang tulus lagi ikhlas dan menyemangati mereka untuk melakukan kerjasama yang membuahkan hasil lagi membangun bersama mereka, dan yang membuka dada mereka sebelum pintu-pintu mereka bagi mereka, serta yang memperhatikan setiap apa yang sampai kepada mereka berupa nasehat dengan perhatian yang langsung. Dan inilah yang memompa dan menyemangati saya untuk menulis mudzakkiraoh (diktat) ini dan memaparkan materi ini dengan penuh keterusterangan dan sesuai realita. Dan saya berharap mudzakkirah ini mendapatkan keridlaan dan penilaian baik mereka, dan saya katakan dengan penuh keyakinan: sesungguhnya andai bukan karena sikap santun engkau wahai pemimpin-pemimpin kami tentu saya tidak berani terus terang kepada engkau dengan mudzakkiroh ini, dan andai bukan karena kerendahan diri engkau terhadap kaum mu’minin dan sambutan hangat engkau terhadap nasihat orang-orang yang tulus tentu saya tidak tersemangati dalam menyiapkan dan mengumpulkannya, serta andai bukan karena kewajiban nasihat kepada engkau dan konsekuensi loyalitas saya yang tulus kepada engkau secara langsung dan mengkhususkan engkau dengannya, maka terimalah bukan sebagai orang yang diperintah, karena engkaulah yang berhak memerintah daripada orang yang engkau berikan kepadanya dan kepada keluarganya kebaikan, tidak membalas engkau atas kebaikan itu kecuali Ar Rahman. Silakan paduka pelajari usulan-usulannya dan padukalah yang lebih mengetahui apa yang mesti paduka pilih darinya, kemudian saya memiliki harapan lain –sedangkan harapan pada orang yang memiliki keutamaan dan kemuliaan adalah optimis terlaksana– yaitu saya mohon paduka memaafkan saya dalam kesalahan atau kekurangan yang paduka dapatkan di dalamnya, karena itu adalah dari tabiat manusia sedangkan ia pada diri saya sangat banyak, semoga Allah melanggengkan kejayaan dan kebesaran paduka dengan pelayanan paduka kepada Islam dan muslimin serta pemberlakuan paduka akan syari’at Allah yang nyata walaupun tidak disukai oleh orang-orang yang mengingkari, orang-orang yang mengincar”.
Dengan ucapan-ucapan yang menjilat sebagai penghambaan kepada keluarga Saud, salaffiyu ahlil wala menutup diktat laporan intelejen mereka, maka apa yang dikatakan mudzakkirah itu:
Mudzakkirah (diktat) menghati-hatikan pemerintah –dinasti Saud– dari keberadaan organisasi Islam terselubung yang berupaya untuk mendirikan negara Islam. Mudzakkirah mengatakan: “…dan organisasi ini memiliki dhair dan bathin, maka dhahir organisasi yang bisa dilihat oleh setiap orang yang melihat ini adalah: mengajak kepada Allah dibawah slogah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah dan Al Amru Bil Ma’ruf Wan Nahyu Anil Munkar…. Dan bathin organisasi ini adalah: Perencanaan yang besar, persiapan yang matang, penerapan yang perlahan-lahan lagi berfase, perekrutan yang meliputi seluruh elemen masyarakat, penyusunan pada seluruh bidang dan berbagai macam kegiatan, penguasaan pada alat-alat negara dan perangkat-perangkatnya serta pengendalian pusat-pusat penting di dalamnya, semua itu dalam rangka mencapai kekuasaan untuk mendirikan negara Islam yang mereka cita-citakan”
Dan penulis laporan keamanan ini melanjutkan ucapannya: “…sesungguhnya apa yang telah saya sebutkan ini berupa keselarasan realita dengan banyak apa yang telah direncanakan oleh organisasi terselubung internasional sejak lebih dari 14 tahun, adalah setetes dari banjir dua hal sedikit dari yang banyak, dan ia adalah apa yang saya dapatkan secara pribadi atau apa yang saya dengar dari kalangan Ahlil Wala (orang-orang yang setia kepada pemerintah) di Al Madinah An Nabawiyyah atau dari para pencari ilmu berpaham salafi ahlul wala, sedangkan apa yang didapatkan oleh selain saya –dari kalangan yang mengkhususkan diri– adalah jauh lebih banyak dari apa yang telah saya isyaratkan kepadanya”
Diktat ini adalah laporan intelejen yang jelas, ya memang di dalamnya terdapat kesalahan-kesalahan yang sangat mencolok dimana dia di dalamnya mencampuradukkan sejumlah du’at dan para mufakkir dan menjadikan mereka dalam satu organisasi dengan gambaran yang ngelantur yang menjadikan laporan itu lebih dekat kepada laporan-laporan wartawan yang dilakukan oleh majalah-majalah yang busuk, akan tetapi yang penting bagi kami disini adalah nafas yang berbahaya ini yang sudah mulai nancap pada jiwa para pemuda salafiy itu dimana mereka telah dihantarkan kepada suatu yang bahaya ini, yaitu penyibukan diri menjadi mata-mata terhadap kaum muslimin bagi kepentingan thaghut Saudi yang busuk.
Dan para penyampai laporan berangan-angan andai pemerintah mereka itu mengambil tindakan kepada para da’ut yang mereka sebutkan namanya dalam laporan seperti tindakan yang telah mereka ambil terhadap Syaikh Safar dan Syaikh Salman, maka dia berkata: “Dan seandainya sikap yang positif yang muncul akhir-akhir ini dari Haiah Kibar Ulama terhadap Salman Al Audah dan Safar Al Hawaliy dan yang lainnya yang berjalan di atas manhaj keduanya yang hizbiy itu berulang lagi dan dengan kejelasan yang lebih, tentulah dalam hal itu terdapat kebaikan yang besar”.
Dan laporan ini menjadikan landasan fikrah organisasi yang dilaporkan itu adalah pemikiran dan manhaj Sayyid Quthub rahimahullah, dimana dia berkata: “Oleh sebab itu maka sesungguhnyacara penanggulangan yang paling bermanfaat dan paling kuat adalah membantah pemikiran dan manhaj Sayyid Quthub yang telah dia sebarkan dalam buku-bukunya yang beraneka ragam yang sangat disayangkan masih bertebaran sampai sekarang di negeri kita… dan hendaklah diketahui bahwa membantah pemikiran dan manhaj Sayyid Quthub pada hakikatnya adalah membantah pemikiran dan manhaj organisasi terselubung yang berdiri di atasnya, maka seyogyanya difokuskan dengan sangat terhadap hal ini; dalam bentuk penyusunan buku, rekaman dan penyebaran dengan segala sarana yang memungkinkan, dan diantara bab ini adalah tulisan-tulisan fadlilah Al Ustadz Asy Syaikh Doktor Rabi’ Ibnu Hadi Al Madhkhaliy yang beliau spesialkan dalam membantah pemikiran dan manhaj Sayyid Quthub dan beliau didukung oleh jumlah besar dari ‘ulama kibar dan yang lainnya serta memuji terhadap apa yang beliau tulis dalam hal itu. Dan dalam penerbitan dan membagi-bagikannya terdapat manfaat yang besar, karena ia dengan izin Allah akan berperan andil dalam melindungi generasi negeri ini yang menjadi target dari kaum hizbiyyin yang mempolitisir agar lewat jalannya mereka sampai kepada kekuasaan, dan ia dengan kehendak Allah akan menjadi sebab yang penting untuk mengembailikan banyak diantara mereka yang terpengaruh dengan manhaj dan pemikiran ini atau segelintir dari mereka kepada manhaj yang murni yang dianut oleh ‘ulama dan negara mereka, maka wajib membantunya secara materi dan membagi-bagikannya secara luas serta mempermudah segala yang menghambatnya berupa berbagai sandungan dalam penulisannya atau pencetakannya atau penyebarannya, karena ia mendapatkan serangan dari para pengikut organisasi ini dengan berbagai cara, dan mereka telah berhasil dalam hal itu sampai pada batas tertentu”.
Dan penulis laporan ini mulai mencoba membongkar cara-cara organisasi terselubung yang berbahaya ini (sesuai akal-akalan dia) dalam menggapai tujuan-tujuan mereka:
1. Memanfaatkan mihrab-mihrab dan mimbar- mimbar, membuat majelis-majelis diberbagai masjid, dan mengadakan seminar-seminar dan ceramah-ceramah pekanan dan bulanan dan disisi lain -sesuai ucapannya- mereka tidak mengundang dan tidak meminta dari seorang masyayikh pun, terutama masyayyikh Al Madinah An Nabawiyyah dan para pencari ilmu as salafiyyah ahlil wala untuk memberikan ceramah atau untuk ikut serta dalam seminar, bahkan sesungguhnya mereka terang-terangan menolak dari hal itu atau mencari-cari alasan darinya dengan segenap cara. Dan apa yang dilakukan pusat dakwah di Madinah semenjak tahun 1412H berupa ketidakadaan kerjasama dengan masyayikhnya atau pengumuman ceramah-ceramah mereka adalah dalil paling nampak terhadap hal itu. Dan diantara hal itu juga apa yang dilakukan pusat dakwah di Riyadh berupa upayanya mencegah Fadilatusy Syaikh Falih Al Harbiy dari menyampaikan ceramah “Amar Innahwa An Nashiihah” di salah satu masjid di Riyadh, dan ceramah lain di kota Majma’ah, sampai akhirnya Samahatusy Syaikh Abdul Aziz Ibnu Baz campur tangan, kemudian memerintahkan pusat dakwah itu untuk mengumumkan ceramah itu dan menyetujui untuk mengumumkan ceramah yang kedua.
2. Mendirikan pusat-pusat pengkajian, dan menyusup ke dalam yayasan–yayasan keilmuan dan dinas kehakiman, ia berkata: “Sejumlah qadli dari kalangan yang membawa manhaj hizbiy ini atau yang terpengaruh dengannya telah mampu memegang jabatan yang beraneka ragam, diantara mereka ada yang memanfaatkan kekuasaan peradilan untuk mencapai sebagian tujuan-tujuan hizbiyyahnya, seperti apa yang dilakukan salah seorang qadli di Al Madinah An Nabawiyyah berupa sikap dia mengancam pemilik Tasjilat Thayyibah dengan tuduhan penyebaran kaset-kaset yang menyebabkan perselisihan dan mengajak kepada perpecahan, dan dia menyebutkan kepadanya sebagian kaset yang diantaranya bantahan-bantahan Syaikh Muhammad Ibnu Robi’ Al Madkhaliy terhadap Dokter Safar Al Hawaliy saat terjadi krisis Teluk serta mengancam akan menutup studio rekaman itu”
3. Memanfaatkan perpustakaan-perpustakaan masjid dan kegiatan-kegiatan anak muda seperti pusat-pusat liburan musim panas, perkemahan, barisan pramuka dan petualang serta masuk dalam lembaga-lembaga Al Amru Al ma’ruf Wan Nahyu ‘Anil Munkar. Penulis diktat (laporan) berkata: “Dan dalam bidang al amru bil ma’ruf wan nahyu anil munkar mereka telah sampai pada posisi-posisi tertinggi dan amat sensitif, dan mereka –biasanya– tidak memilih untuk pimpinan-pimpinan cabang, markaz-markaz dan ranting-ranting yang beraneka ragam kecuali orang yang di atas manhaj shahwah (pergerakan) dan tidak menyelisihinya serta tidak mengomentari dakwahnya, dan orang yang nampak darinya penyelisih hal itu atau nampak kesalafiyyannya dan loyalitasnya kepada pemerintah maka sesungguhnya ia akan disingkirkan dari posisinya dalam waktu yang sangat dekat atau tidak akan naik jabatannya, sedangkan contoh-contoh terhadap hal itu adalah sangat banyak, diantaranya apa yang menimpa kepala markaz Arthawiyah, dimana dia itu sebelumnya dicalonkan untuk naik ke jabatan kepala bidang di markaz itu sendiri, akan tetapi mereka memalingkan perhatian dari hal itu setelah diskusi antara dia dengan wakil ketua umum untuk urusan administrasi dan keuanganyang di dalamnya dia mengingkari terhadapnya apa yang disampaikan kepadanya, yaitu komentarnya terhadap tokoh-tokoh pergerakan dan bahwa dia menghati-hatikan mereka…”
4. Menginvasi lapangan dengan studio-studio rekaman islamiy mereka yang melebihi 250 tempat di berbagai wilayah kerajaan, diktat itu berkata: “Dan yang mana tidak menyebarkan kecuali kaset-kaset du’at hizbiyyin dari kalangan yang sudah dilarang atau dari kalangan yang baru-baru muncul, dan mereka tidak menerima penyebaran satu kaset pun dari kaset-kaset para Syaikh Madinah. Ini disamping perekrutan maka terhadap sebagian petugas di Departemen Penerangan dan sebagian cabang-cabangnya yang mana itu memudahkan perizinan kaset, padahal sebagian kaset-kaset itu memuat banyak hal yang berbahaya yang menyentuh agama dan negara seperti kaset-kaset Salman Al Audah yang terakhir seperti Shaniuul Khiyaam dan yang lainnya. Sesungguhnya pembicaraan tentang penanaman nilai-nilai hizbiyyah pada kaset-kaset ini adalah pembicaraan yang memalukan, dan itu dikarenakan hubungan saya yang sangat erat dengannya dan terjun langsung di dalamnya, namun saya memuji Allah karena Dia telah membimbing saya untuk ikut serta dengan dua orang dari kalangan ahlul wala dalam meletakan kajian riil dan lapangan serta diotentikkan dengan bukti-bukti tentang pemanfaatan kaum hizbiyyin terhadap sarana yang penting ini (kaset) kemudian, diusulkan solusi-solusi yang pantas baginya dan yang dikuatkan dengan realita. Dan Allah telah memberikan taufiq kepada kami dalam menyampaikan kepada paduka yang mulia wakil Mendagri hafidhahillah di pertengahan 1414H.”
5. Memperhatikan wanita dan membukakan wawasan pengetahuannya, laporan intelejen itu mengatakan: “Dan saya tidak lupa disini untuk mengingatkan kepada hal yang berbahaya, yaitu bahwa pusat dakwah dan bimbingan di Madinah Nabawiyyah telah mulai sejak tahun 1412H dan hingga sekarang mengumumkan ceramah-ceramah khusus bagi wanita, dan semua orang yang menyampaikannya adalah para pemuda hizbiy, disisi lain mereka membuat-buat alasan terhadap Masyayikh Madinah dalam hal ketidak menerimaan atau ketidak diumumkannya ceramah-ceramah mereka serta menggunakan berbagai cara pengutaraan alasan dalam hal itu”.
Dan laporan ini melanjutkan pembongkarannya terhadap organisasi yang dikhayalkan itu, dan memuji tindakan-tindakan sebagian negara dalam pelarangannya terhadap kegiatan-kegiatan Islam, Diktat itu mengatakan: “Dan di sini saya ingin mengisyaratkan kepada tindakan yang diambil pemerintah Mesir akhir-akhir ini perihal pelarangan penyebaran buku-buku yang terbukti penyelisihannya terhadap ajaran Islam yang benar dan pembentukan panitia dengan keikutsertaan Al Azhar yang menangani pengkajian buku-buku yang disebarkan di pasar-pasar Mesir serta pengeluaran larangan bagi setiap buku yang di dalamnya ada upaya untuk mencoreng gambaran Al Islam, maka sesungguhnya pemerintah kita yang penuh berkah adalah lebih utama mengambil keputusan semacam ini”.
Kemudian laporan berakhir dengan nasehat-nasehatnya dan arahan-arahannya dalam cara-cara penanggulangan tandhim ini dan yang paling penting adalah: Membantah buku-buku pergerakan dan berpatokan kepada buku-buku Madkhaliyyin. Diktat itu mengatakan: “…dan metode ini adalah metode yang Allah berikan Taufiq kepada Fadlilah Asy Syaikh Ad Doktor Al Ustadz Robi’ Ibnu Hadi Al Madkhaliy kepadanya dalam sejumlah tulisan-tulisannya yang lama maupun yang baru…”
Mengajak untuk mementingkan kaset-kaset perihal bantahan-bantahan terhadap kaum hizbiyyin. Dia mengatakan seraya memuji Al Madkhali dan Aman Al Jamiy serta jama’ah keduanya: “Dan kaset-kaset rekaman mereka dalam hal itu dan apa yang dicapainya berupa manfaat yang besar lagi agung bagi masyarakat adalah tidak samar atas paduka. Dan diantara ceramah yang paling penting yang direkam adalah Fa’tahiruu Yaa Ulil Abshaar dan Yaa Ahla Hadzal Baladilyyakum Wa Kufral Mun’imiin dan yang lainnya milik Fadhlatusy Syaikh Falih Ibnu Nafi Al Harbiy, dan Lasnaa Mughaffalin Wa Laakin Kunnaa Nataghaafal dan Al Bara’ah Ilallaah Mimmaa Jaa-afil Syariith Fafirruu Ilallaah dan Liqaa Maftuuh dan Kasyfuwatsaaiq dan yang lainnya milik Syaikh Muhammad Ibnu Hadi Al Madkhaliy, dan Risalah Ilal Akh Safar Al Hawaliy dan yang lainnya milik Fadlilatusy Syaikh Ad Doktor Muhammad Aman Al Jamiy, serta kaset-kaset dan ceramah-ceramah yang indah dan urgen yang dimunculkan kepada khalayak dengan rekamannya dan penyebarannya oleh Tasjilat Thibah di Al Madinah An Nabawiyyah yang berhak mendapatkan segenap dukungan dan support karena cita-citanya yang kuat dengan sendirian saat krisis Teluk dan sampai sekarang. Dan begitu juga lewat cara penulisan dan penyusunan buku bagi orang yang memiliki kemudahan untuk itu diantara mereka, seperti kitab Syaikh Robi’ Al Mudkhaliy Manhaj Ahlus Sunnah Wal Jama’ah Fi Nuqdil Kutub War Rijal Wath Thawaaif dan kitabnya yang lain Ahlul Hadits Humath Thaaifah Al Manshurah Wal Firqah An Naajiyah, Hiwaar Ma’a Salman Ibnu Fahd Al Audah, dan kitab yang lengkap dalam hal ini yang disusun dan dikeluarkan oleh Fadilah Asy Syaikh Falih Ibnu Nafi’ Al Harbiy dengan judul Lughatul Hiwaar Fil Manhaj Wal Afkaar Ma’a Salman Al Audah Wa Safar Al Hawaliy yang meliput seluruh pendapat-pendapat mereka yang direkam dan ditulis serta yang menyelisihi manhaj As Salaf Ash Shalih bersama bantahan terhadapnya dan penguraian manhaj As Salaf Ash Shalih di dalamnya, itu adalah kitab Haqiqatud Da’wah Ilallah Ta’ala Wa Makhtashshat Bihi Jaziratul ‘Arab Wa Taqwimi Manaahijid Da’awaat Al Islamiyyah Al Wafidah Ilaiha (Tahqiq dan Ikhraj Asy Syaikh Falih Al Harbiy)”, dan sampai pada kesimpulan berikut ini: “Pemberitahuan pemerintah dan pihak-pihak yang berwenang oleh Ahlul Wala Al Khalish (orang-orang yang memiliki loyalitas penuh) akan pentingnya memberikan tembusan kepada departemen dalam negeri sebelum pencalonan atau penunjukan atau penaikan jabatan atau pengangkatan siapa saja di markaz-markaz yang sensitif, dan menanyakan perihak keduanya dan hakikat statusnya dan loyalitasnya dan sejauh mana manfaatnya serta kesalihannya dan mendorong dengan sangat agar menghubungkan dinas keamanan negara dengan para masyayikh ahlul wala dari kalangan salafiyyin tulen dan secara khusus diantara mereka penduduk Madinah Nabawiyyah karena mereka memiliki peran masa lalu yang tidak samar terhadap seorangpun” (sesuai ucapannya).
bersambung…
0 komentar: