Dari Anas radliallaahu’anhu berkata: Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Dua golongan dari umatku tidak akan (bisa) mendatangiku di dekat haudl (telaga): Qadariyyah dan Murji’ah.” (Diriwayatkan oleh Ath Thabaraniy dalam Al Ausath dan dituturkan Al Albaniy…!!! Dalam As Silsilah Ash Shahihah Juz 6 dan berkata: “Isnadnya kuat”)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullaah berkata: “Bila terjadi istifshal (permintaan akan rincian) dan istifshar (permintaan akan penjelasan), maka terbongkarlah semua rahasia, nyatalah malam dan siang dan terseleksilah ahlul iman wal yaqin dari ahlun nifaq al mudallisin (kaum munafiqin yang hobi melakukan kamuflase)”. Selesai dari Ar Risalah At Tis’iiniyyah hal: 26.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullaah berkata pula: [“Dikatakan kepada Al Imam Ahmad Ibnu Hanbal: Orang shalat, shaum dan i’tikaf, apa lebih engkau cintai atau ia berbicara tentang ahlul bid’ah? Maka beliau menjawab: “Bila dia shalat, shaum dan i’tikaf, maka itu hanyalah bagi dirinya sendiri, dan bila ia berbicara tentang ahlul bid’ah itu buat kaum muslimin, ini adalah lebih utama.”
Beliau (Al Imam Ahmad,ed.) menjelaskan bahwa manfaat hal ini adalah umum bagi kaum muslimin dalam dien mereka, tergolong jenis jihad fi sabilillah, karena membersihkan jalan Allah, dien-Nya, minhaj-Nya dan ajaran-Nya, serta menghadang sikap aniaya mereka dan permusuhannya atas hal itu adalah wajib kifayah dengan kesepakatan kaum muslimin. Dan andaikata tidak ada orang yang Allah tegakkan untuk menangkal bahaya mereka itu tentulah dien ini rusak, sedangkan kerusakannya adalah lebih dahsyat dari kerusakan (akibat) penguasaan musuh dari ahlul harbiy (kafir harbiy).]1 Selesai.
MUQADDIMAH
Segala puji hanya milik Allah, kami memuji-Nya, meminta pertolongan-Nya dan meminta ampunan-Nya. Kami berlindung kepada Allah dari kejahatan jiwa kami dan dari keburukan amalan-amalan kami. Siapa yang Allah berikan dia petunjuk, maka tidak ada yang bisa menyesatkannya dan siapa yang Dia sesatkan, maka tidak ada yang memberinya petunjuk.
Saya bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadati, kecuali Allah saja, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.
“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam” (Ali ‘Imran: 102).
“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barang siapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar”. (Al-Ahzab: 70-71)
”Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (An Nisaa’: 1).
Amma Ba’du… Sesungguhnya sebenar-benar ucapan adalah Kitabullah ta’ala dan sebaik-baik tuntunan adalah tuntunan Muhammad shalallaahu ‘alaihi wa sallam serta seburuk-buruk urusan adalah yang diada-adakan, sedangkan setiap yang diada-adakan adalah bid’ah, dan setiap bid’ah adalah sesat serta setiap kesesatan adalah di neraka.
Kemudian Amma Ba’du:
Saat saya berada di penjara Sawwaqah pada pertengahan tahun 1417 H telah sampai kepada saya dua exemplar dan dua cetakan yang berlainan dari Fatwa Al Albaniy dan pujian terhadap fatwa ini dari Ibnu Baz seputar apa yang mereka namakan Fitnatuttakfier, dan saya prediksikan akan terus bertambah, karena bidla’ah (barang pajangan yang akan dijual) ini adalah bidla’ah yang sangat laris di kalangan para thaghut hukum (penguasa), oleh karena itu engkau melihat buku-buku itu dicetak dengan cetakan yang paling lux, dan biasanya diberi label dengan ungkapan “Dibagikan dengan cuma-cuma dan tidak diperjualbelikan”.
Semoga Allah merahmati Akhi Abu ‘Ashim2, di mana ia telah menceritakan kepada saya tentang sebagian ikhwan tauhid di jazirah bahwa ayahnya termasuk anggota Badan Intelejen Negara (Saudi), dia (si ayah) itu membawakan untuknya jumlah yang sangat besar buku-buku semacam ini di samping kaset-kaset yang berisi materi-materi serupa, yang semua isinya adalah membela-bela para thaghut kafir. Buku-buku serta kaset-kaset itu menggambarkan bahwa para thaghut itu adalah pemimpin (wulatul umur) yang wajib ditaati dan wajib tunduk terhadap mereka serta tidak boleh memberontak terhadap mereka atau membatalkan bai’atnya. Buku-buku dan kaset-kaset itu mengagung-agungkan boneka para thaghut dari kalangan ulama suu’ dan kaki tangan mereka, ia menyindir dan mencela serta menyerang setiap muwahhid yang menjelaskan kebatilan mereka dan menghati-hatikan masyarakat dari mereka. Semua itu (yang menjadikan) Badan Intelejen Saudi memberikan peran besar dan berlomba-lomba dalam mencetaknya dengan cetakan yang paling lux dan membagi-bagikannya secara cuma-cuma.
Dan al akh ini –semoga Allah merahmatinya– meriwayatkan ini kepada saya dengan secarik kain, dan ia merasa pedih dengan kesesatan ini yang terpedaya dengannya para pemuda yang bodoh.
Kemudian saat itu saya katakan kepadanya:
“Janganlah engkau bersedih, karena Allah tidak akan menciutkan tauhid dan ahlinya, dan janganlah engkau merana, karena sesungguhnya tulisan-tulisan yang dicetak oleh para thaghut dan kaki tangan mereka dari harta-harta yang mereka kuasai ini lenyap keberkahannya, (di mana) Allah telah memadamkan cahayanya dan membuat para pemuda benci dengannya. Padahal (di sisi lain) kita melihat buku-buku kaum muwahhidin yang meng-counter para thaghut serta membongkar kepalsuan-kepalsuan syirik dan tandid, laris di kalangan para pemuda padahal cetakan-cetakannya sangat sederhana yang dibiayai oleh kaum muwahhidin dari darah-darah mereka, buku-buku itu dicopy dan dicetak beribu-ribu dengan karunia Allah ta’ala saja”.
Dan saat itu saya ingatkan ia dengan firman Allah ta’ala:
“Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih yang mengembang. Dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti buih arus itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan yang batil. Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan”. (Ar Ra’du: 17).
Wahai Abu ‘Ashim… Sesungguhnya kita menulis untuk membela tauhid, sedangkan mereka menulis untuk mengkaburkan tauhid dengan syirik dan tandid.
Wahai Abu ‘Ashim… Sesungguhnya kita menulis untuk mengembalikan manusia kepada ikatan iman yang paling kokoh, sedangkan mereka menulis untuk memalingkan orang darinya, serta untuk menambal (kerusakan) wali-wali syaithan dan penguasa… Dan selama masalahnya seperti itu maka mereka tidak akan beruntung selamanya…
Sungguh Allah ta’ala telah berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus”. (Al Kautsar: 3), dan tidak seorang pun yang membenci tauhid ini dan memusuhi dakwah ini serta berbuat tipu daya terhadap ahlinya melainkan ia memiliki bagian dari ayat ini.
Al haq itu adalah pilar yang tidak kuasa menghancurkannya
Seorangpun walau dikumpulkan jin dan manusia untuknya
Wahai Abu ‘Ashim… Cukuplah bagi kita bahwa yang kita tulis ini mendatangkan ridla Allah serta membuat senang kaum muwahhidin dan auliyauddien, dan bahwa tulisan-tulisan mereka mendatangkan ridla musuh-musuh millah ini, mengkaburkan al haq dengan kesesatan, menambali kebatilan, melegalkan syirik, menganggap enteng kekafiran serta menyenangkan kaum musyrikin dan musuh-musuh dien ini…
Setelah ini tidaklah aneh bila tulisan-tulisan kita mengundang kemurkaan para thaghut, kaki tangan mereka dan penjara-penjaranya… dalam waktu yang mana tulisan-tulisan mereka mengundang keridlaan para thaghut, penghargaan mereka serta dukungan mereka dan auliyanya dengan penuh kedermawanan. Setiap orang yang memiliki dua mata bisa melihat, serta tidak aneh dan tidak asing bila mereka mencetaknya dengan cetakan yang paling lux3 selama buku-buku ini telah diperuntukkan oleh para penulisnya untuk membentengi para thaghut, melegalkan kebatilannya, meringankan kebejatannya dan menegakkan syubhat-syubhat yang batil untuk menganggap mereka itu sebagai kaum muslimin bahkan para pemimpin kaum muslimin dan para penguasa mereka yang syar’iy (sah) ~sebagaimana yang diklaim oleh orang yang Allah butakan bashirah(mata hati)nya~, terus dia berikan kepada mereka ketaatan dan kesetiaannya, di mana dia dan yang sejalan dengannya menjadi tentara-tentara yang setia dan anshar yang tulus bagi mereka. Maka bagaimana mereka itu tidak menyebarkan buku-buku semacam ini, sedangkan buku-buku itu mempersembahkan bagi mereka penjagaan, dan perlindungan bagi tahta mereka melebihi dari apa yang dipersembahkan kepada mereka oleh angkatan bersenjata dan badan intelejen mereka. Bila angkatan bersenjata memukul dengan pedang penguasa, maka sesungguhnya para ulama boneka itu –walau dalam pandangan kaum awam dan para pengekor– memukul dengan pedang Allah, dan inilah biang kerok talbis (pengkaburan) dan idllal (penyesatan).
Manusia… bila mereka itu tunduk kepada penguasa, karena mereka takut pedangnya, maka ketundukan mereka kepada ulama boneka itu adalah lebih besar, karena mereka memandang para ulama itu menandatangan atas nama Allah dan berbicara dengan dienullah, mereka menyerang dan membabat dengan dalil-dalil syar’iy.
Enyahlah dan enyahlah bagi orang yang cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, serta menundukkan diennya untuk pijakan bagi setiap thaghut.
Tidak ada suatupun yang lebih rugi perniagaannya dari orang ‘alim…
Yang dipermainkan oleh dunia bersama orang-orang yang bodoh…
Di mana ia membelah-belah agamanya…
Dan melenyapkan karena rakus ingin mengumpulkan harta…
Siapa yang tidak merasa diawasi Tuhannya dan tidak takut terhadap-Nya…
Maka binasalah dia serta dia tak memiliki satupun penolong…
Fatwa yang dia susun lagi dia beri muqaddimah dan dia keluarkan berbentuk kitab, dia berikan pujian dengan ucapan ulama Pemerintah Saudi serta dia beri nama “At Tahdzir Min Fitnatittakfir”, dan sebaiknya huruf ha’ diganti kha’ serta dzal diganti dal “At Takhdir” (pembiusan), dan ia sebenarnya adalah fatwa lama, yang telah didengung-dengungkan oleh jahmiyyah zaman kita seputar hal itu dan mereka telah mencetaknya sebelum ini serta dibagikan dengan cuma-cuma dengan judul “Fitnatuttakfir wal Hakimiyyah” yang di-taqdim dan ditambah pengkaburan dan pengawurannya oleh Muhammad Ibnu Abdillah Al Husen.
Ia berkata pada muqaddimahnya hal 5 tentang orang-orang yang mengobarkan semangat para pemuda untuk (menjihadi) para thaghut: “Adalah yang wajib keberadaan sentimen itu adalah atas dasar dien bukan kejahiliyyahan”, kemudian dia menggugurkan permintaan dia ini dimana dia berkata setelah beberapa alinea: “Sesungguhnya saya mengatakannya kepada semua, sesungguhnya kalian di negeri ini menjadi sasaran –dia maksudkan negara Saudinya sebagaimana yang akan datang–, buang jauh-jauh setiap pemikiran yang masuk kepada kalian, dan janganlah kalian menjadi terompet yang mana orang-orang yang memiliki tujuan (buruk) meniup dari arah kalian, serta menjadi pijakan yang dimanfaatkan oleh orang-orang yang dengki terhadap negeri ini, penduduknya dan ‘aqidahnya. Arahkanlah panah-panah kalian terhadap para pemeluk agama-agama yang sesat dan ‘aqidah-‘aqidah yang rusak yang senantiasa berupaya mencoreng ‘aqidah kalian dengan cara mencela ulama kalian dan menghina para pemimpin kalian…. ”Sampai ia mengatakan hal 6: “Sesungguhnya mereka itu sangat dengki terhadap Ahlis Sunnah, serta demi Allah mereka itu membuat persekongkolan terhadap keamanan kalian dan negeri kalian…”, hingga mengatakan hal 8: “Dan hendaklah kita mengambil pelajaran dari apa yang terjadi di sekitar kita, dan hendaklah kita membaca sejarah Islam agar kita mengetahui hasil-hasil perseteruan bersama pemerintah, pelecehan terhadap para ulama dan sikap lancang terhadap para pemimpin serta apa yang terjadi berupa perang dan kekacauan dengan rancangan musuh dan sikap ngawur sebagian firqah dan jama’ah-jama’ah, apa yang kamu inginkan? Apa kita tidak terpesona dengan kedamaian ini yang kita nikmati dan yang diangan-angankan setiap orang, serta kekayaan yang kita makmur dengannya dan yang terhadapnya orang dekat dan jauh iri kepada kita. Bisa saja hal ini adalah hal biasa saja bagi sebagian orang, karena mereka tidak pernah membayangkan kondisi negeri ini sebelum pensuciannya…!!! dan penyatuannya dengan tangan sang perintisnya Raja Abdul Aziz…..”
Dan ia berkata hal 14: “Adapun ulama rabbaniyyun yang menghabiskan umur mereka dalam penelitian/pengkajian isi-isi kitab-kitab…” sampai ia berkata: “…dan merekalah yang paling banyak keterkaitannya dengan wulatul umur (pemerintah)…!!! (mereka adalah) ahlul halli wal ‘aqdi…” sampai ucapannya hal 15: “Mereka dalam pandangan sebagian orang –semoga Allah memberikan mereka hidayah– tidaklah mengetahui sedikitpun dari apa yang terjadi, padahal setiap orang yang berakal lagi obyektif mengetahui benar bahwa sikap mereka yang kuat dan berani pada peristiwa perang teluk adalah dalil terbesar terhadap pengetahuan mereka akan realita masalah dan kejadian-kejadian yang sedang berlangsung…!!!”
Dan ia berkata hal 17: “Bagaimana jadinya bagi orang-orang yang menyuarakan perbaikan kondisi (bila) majelis-majelis mereka tidak terasa indah kecuali dengan meng-ghibah wulatul umur dari kalangan ulama dan umara.”4 Apakah ini manhaj salaf ?5 Apa inikah sunnah yang diwasiatkan dan sunnah Al Khulafa Ar Rasyidin Al Mahdiyyin setelahku6, gigitlah dengan geraham (pegang eratlah) dan hindarilah hal-hal yang diada-adakan.” Selesai.
Cukup bagi pencari al haq yang jeli dalam membantah buku-buku ini dan membongkar kepalsuannya sekedar dia membaca ungkapan-ungkapan semacam ini, karena yang tertulis sebagaimana yang dikatakan orang-orang umum (bisa diketahui dari judulnya), atau sebagaimana yang dikatakan penyair:
Dan hal terindah pada diri Khalid adalah wajahnya
Maka qiyaskanlah terhadap yang tersembunyi dengan yang nampak
Kemudian setelah orang itu menuturkan fatwa tersebut dan catatan Ibnu Baz terhadapnya, ia menyebutkan sejumlah dari orang-orang terkenal masa kini yang ia nilai tergolong ahlul bid’ah. Dan ini adalah hal yang tidak penting bagi saya, karena perseteruan antara saya dengan dia dan orang-orang yang sejalan dengan dia bukanlah seputar sosok-sosok7 dan bukan pula seputar sosok pribadi saya bila ia menyinggung saya dengan celaan dan umpatan atau orang selain dia.
Namun perseteruan saya dengan mereka adalah tentang tauhid dan al ‘urwah al wutsqa yang mana mereka membantu atas penghancurannya dan pengkaburannya dengan al bathil, karena mereka rela untuk berada di pihak thaghut seraya membentenginya dan menegakkan syubhat yang bathil untuk melegalkan dan menganggap ringan kekafiran dan kemusyrikannya, sedangkan kami rela berada dalam pihak tauhid dan golongannya. Kami memohon kepada Allah untuk menghidupkan dan mematikan kami di atas pembelaan terhadap-Nya dan di jalan-Nya.
Kemudian si penulis mengakhiri kitabnya dengan nasehat umum yang dia dahului dengan ucapannya: (Ini adalah nasehat dari imamul muslimin perintis negeri ini Raja Abdul Aziz Ibnu Abdirrahman Alu Su’ud semoga Allah merahmatinya dan menempatkannya di kelapangan surga-Nya serta mengampuninya…!!)
Ia mengakhiri nasihat ini dengan memuji raja itu seraya mengutarakan ucapan seorang penyair:
Kemudian engkau datang dengan pedang dan Al-Qur’an seraya tegas
Melaksanakan dengan pedangmu apa yang diinstruksikan Qur’an
Sehingga lenyap kezhaliman dan kegelapan, serta membumbung
Di muka bumi ajaran-ajaran dien ini dan pilar-pilarnya
Dan senantiasa wa lillahil hamdu anak-anaknya setelah beliau berjalan di atas manhajnya dan menerapkan Al Kitab dan As Sunnah…)8 Selesai.
Akhil Muwahhid, bisa jadi semuanya ini menampakkan di hadapanmu dengan nyata; tujuan utama dari pencetakan dan penerbitan fatwa-fatwa dan tulisan-tulisan semacam ini… dan memperkenalkan kepadamu siapa yang ia layani dan apa yang ia bela?! Serta siapa yang berdiri di belakangnya?!
Adapun cetakan lain yang di-taqdim oleh Ali Al Halabiy -semoga Allah memberinya hidayah– maka ia telah sampai kepada saya di penjara; karena ia tergolong buku-buku yang mendapat izin untuk masuk penjara; dan yang tidak mungkin mendapatkan larangan tentunya… !!! Bahkan saya telah menyaksikan para perwira penjara dan pihak keamanannya menawarkannya di antara para napi yang mereka lihat telah mulai terpengaruh dengan dakwah tauhid dengan dugaan dari mereka bahwa mereka bisa berhasil dengan hal itu dalam membela-bela kekafiran-kekafiran mereka dan kekafiran-kekafiran para thaghut mereka serta dalam menetapkan keIslaman mereka yang bohong, atau (minimal) mereka berhasil dengannya dalam menghalang-halangi dakwah ini yang mengkafirkan mereka dan mengkafirkan wali-wali mereka !! Inilah peranan kitab-kitab ini dan inilah buah hasilnya.
Saya membacanya dan ternyata saya mendapatkannya ia telah menyerang terhadap saya dan terhadap sebagian ikhwan yang baik dengan umpatan dan celaan.
Inilah yang menjadikan saya pada awal mulanya bimbang dalam membantahnya karena khawatir alat ini bercampur dan pekerjaannyapun ngawur, karena bukan termasuk kebisaaan saya menyibukkan diri dengan sikap membela diri padahal sungguh banyak orang-orang yang menghina, mencerca dan menyelisihi (saya), yang mana mereka tidak takut kepada Allah dalam dusta dan berbohong atas nama kami serta mengada-ada terhadap dakwah kami, akan tetapi saya terbiasa menyerahkan urusan mereka kepada Allah:
“Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang telah beriman. Sesungguhnya Allah tidak menyukai tiap-tiap orang yang berkhianat lagi mengingkari nikmat.” (Al Hajj: 38).
Ini bila penyerangan dan pengada-adaan ini dialamatkan kepada pribadi saya sebagaimana yang dilakukan Al Halabiy dalam muqaddimahnya dimana dia mencap saya sebagai “orang yang binasa” padahal vonis ini hanya dikembalikan kepada Allah… Saya memohon kepada Allah agar menjadikan saya tergolong orang-orang yang selamat bukan yang binasa, di hari yang mana harta dan anak tidak bermanfaat, kecuali orang yang datang kepada Allah dengan hati yang bersih.
Adapun bila hantaman dan serangan itu terhadap dienul muslimin, tauhid rabbul ‘aalamin dan dakwah al anbiya wal mursalin, serta pencapan para pengikutnya dengan label takfieriy dan bahwa mereka itu di atas ajaran Khawarij, dalam rangka menghalang-halangi manusia, pengkaburan dan kamuflase, maka masalahnya bagi kami adalah berbeda.
Sebagian teman di penjara berkata kepada saya saat membantah kitab ini karena alasan yang lalu:
“Sesungguhnya mereka menggembor-gemborkan kepada manusia bahwa diam itu adalah ketidakmampuan untuk membantah dan bahwa berpaling itu adalah lari diskusi. Bila engkau mau, jangan singgung celaan dan umpatannya terhadapmu, serta murnikanlah untuk membela dakwah dan tauhid.”
Maka ungkapan ini membuat saya tertarik, sehingga saya memohon kepada Allah ta’ala untuk hal itu seraya meminta kepada-Nya subhanahu wa ta’ala wa ta’ala wa ta’ala agar menjadikannya tulus untuk Wajah-Nya Yang Mulia serta memberikan manfaat dengannya kepada si pembaca dan si penulis. Sesungguhnya Dia adalah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.
Abu Muhammad ‘Ashim Al Maqdisiy.
Jumadal Ula 1417 H.
Yordania – Penjara Sawwaqah
1 Majmu Al Fatawa: 28/232
2 Ia adalah Al Akh ‘Abdul ‘Aziz Ibnu Fahd Ibnu Nashr rahimahullaah dan semoga Dia menempatkannya di surga serta menjadikan ia dan ikhwannya yang dibunuh bersamanya dalam deretan para syuhada yang mulia. Ia dibunuh setelah tragedi pemboman Al ‘Ulayya di Riyadl dalam keadaan dizhalimi dengan fatwa ulama suu’ yang membolehkan membunuh orang muslim muwahhid dengan sebab orang kafir dan musyrik. Dan fatwa itu sangat jelas menyelisihi sabda Nabi shalallaahu ‘alaihi wa sallam: “Tidak (boleh) dibunuh orang muslim dengan sebab orang kafir.” (HR. Al Bukhari dari Ali Ibnu Abi Thalib), yang mana jumhur ulama berdalil dengan hadits itu bahwa muslim tidak boleh dibunuh dengan sebab orang kafir, meskipun si kafir itu musta’man atau dzimmiy, maka bagaimana bila ia itu harbiy? Adapun penjelasan siapa kafir harbiy itu? Dan status hukum perjanjian para thaghut dan jaminan keamanan mereka terhadap auliya mereka di kalangan musuh-musuh dien ini, maka ini bukan tempatnya, dan telah saya jabarkan dalam “Ar Ramhiyyah.”
3 Dan ada baiknya bagi saya selagi saya berada di Yordania pada hari ini, saya memberikan contoh dengan suatu kitab yang telah saya lihat di penjara juga…!!! Yang dicetak dengan cetakan yang lux atas biaya rajanya sebagaimana yang ditulis pada halaman pertamanya, disusun oleh pemiliknya (Muhammad Ibrahim Syaqrah) pada asalnya tentang Sirah Al Mushthafa ‘alaihishshalatu was salam, dan ia namakan “As Sirah An Nabawiyyah Al ‘Athirah Fil Ayat Al Qur’aniyyah Al Musaththarah”, namun demikian ia telah memplintirnya untuk menyanjung pemimpinnya dan menghadiahkan untuknya, di mana dia berkata dalam Al Ihda: “Sirah ini saya hadiahkan (persembahkan)/haturkan buat keturunan nasab yang suci; Raja Husen Ibnu Thalal semoga Allah memuliakannya di dunia dan akhirat”, dan ia berkata: “Saya memohon kepada Allah Yang Maha Agung Tuhan ‘Arasy yang mulia agar memberikan bantuan pada umur Husen, memberkati segala upayanya, memberikan kepadanya pakaian ‘afiyah dan mengokohkan tenunan kesetiaan dan kecintaan yang kokoh antara beliau dengan rakyatnya, karena sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan…” Selesai.Kemudian orang ini disifati menurut orang-orang yang tidak memiliki bagian, bahwa ia itu tergolong sesepuh Salafiyyah…!!! di dunia, dan ia itu menurut mereka adalah sesepuh yang paling menonjol di Yordania setelah Al Albaniy…!!! Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada…!!!
4 Bagaimana ia mengingkari sikap ghibah wulutul umur…!!! yang telah menghancurkan dien ini, ia merasa pedih dan tersayat karena peng-ghibahan terhadap para penguasa yang loyal terhadap musuh-musuh Allah dan memerangi kaum muwahhidin. Kemudian dia melegalkan celaan, humpatan, dan gunjingannya terhadap setiap muwahhid atau mujahid yang memusuhi penguasanya yang musyrik dengan apa yang diriwayatkan dari Al Hasan Al Bashri dari ucapannya: “Tiga orang yang tidak memiliki kehormatan dari meng-ghibahnya, salah seorangnya pelaku bid’ah yang berlebihan dengan bid’ahnya” dan ia berkata hal 56: “Dan orang-orang yang berkeberatan dari menyebutkan ahlul bid’ah dalam bid’ah-bid’ah mereka karena takut dari status bahwa itu adalah ghibah terhadap mereka, maka katakan kepada mereka nadham sebagian ulama tentang hal-hal yang dikecualikan dari ghibah yang dilarang dalam dua bait ini:
Celaan bukanlah ghibah dalam enam hal; Orang yang mengadu, orang yang memperkenalkan dan yang menghati-hatikan, orang yang terang-terangan dengan kefasikan, yang minta fatwa dan orang yang meminta bantuan dalam pelenyapan kemungkaran.”
Oh… kasihan… bila pemerintah dan para pemimpinnya yang dia ingkari peng-ghibahannya itu bukan kafir menurut dia…!!! Maka bukankah mereka itu tergolong manusia yang paling terang-terangan dengan kefasikan, melindunginya serta menjaganya, dan paling aktif menyebarkannya… bukankah kezhaliman-kezhaliman mereka itu telah memenuhi negeri dan masyarakat, maka apa tidak boleh memperkenalkan kebatilannya kepada manusia, menghati-hatikan mereka dari kegelapan-kegelapannya dan meminta bantuan dalam melenyapkan kemungkaran-kemungkarannya serta hal-hal lain yang disebutkan dalam bait-bait itu; ataukah bahwa mereka itu dikecualikan agar mereka senang…???!!! Sesungguhnya mata penglihatannya tidaklah buta akan tetapi yang buta adalah mata hati yang ada di dada.
5 Dan apakah menurut kalian manhaj salaf adalah berdiri di pintu-pintu para thaghut dan kalian menjadi anshar (penolong) bagi mereka dan kalian merasa sangat sesak bila para penguasa kafir itu di-ghibah, namun kalian tidak sungkan-sungkan dari menghina dan mencela para du’at, sehingga selamatlah dari (lisan) kalian para penyembah berhala dan tidak selamat dari kalian orang-orang Islam pilihan.
6 Wahai musuh diri kalian sendiri, apakah kalian ingin bahwa penguasa kalian itu termasuk Al Khulafa Ar Rasyidin Al Mahdiyyin yang wajib atas kalian berpegang teguh dengan sunnah mereka dan (wajib atas kami) membai’at mereka sebagaimana yang dilakukan kamu dan syaikh-syaikhmu.
7 Terutama sesungguhnya sosok-sosok yang dia sebutkan itu, saya sendiri memiliki banyak catatan terhadap sebagian tulisan-tulisannya atau kritikan terhadap manhaj mereka, akan tetapi saya tegaskan bahwa urusan saya bukanlah bersama mereka, dan kritikan saya bila diarahkan kepada mereka bukanlah dari titik tolak si penulis dan orang-orang semisal dia.
8 Untuk mengetahui sebagian kekafiran imam mereka tersebut, serta klaim bohong dia dan anak-anaknya terhadap penerapan Al Kitab dan As Sunnah, kitab kami “Al Kawasyif Al Jaliyyah Fi Kufri Ad Daulah As Su’udiyyah”, dan lihat pula bantahan saya terhadap bait-bait syair yang serupa dengan bait-bait tadi dalam qashidah saya “Ila Haris At Tandid Wa Ruhbanuhu”.
0 komentar: